kita bersama sekarang,
kita tak pernah bisa menebak apa yang terjadi nanti.
bisa jadi kita nanti berpisah, bisa saja kita dipisahkan selamanya atau di pertemukan lagi selamanya.
ketakutan selalu ada, keyakinanpun juga selalu ada.
harapanku selalu ada, bersamamu
ketakutan juga selalu ada, dalam hampamu
kita dekat sekarang,
mungkin juga nanti akan dipisahkan oleh ketidak pedulian.
sejauh-jauhnya perpisahan.
aku jadi takut sekarang, dengan hampamu.
lalu aku menjadi sendiri lagi.
kamu sudah tau kan,
bahwa aku ingin lebih lama bersamamu dari pada orang lain pada umumnya?
tapi aku tak tau apa kamu juga menginginkan hal yang sama
meski aku selalu berpikir kamu juga seperti itu saat sedang berbincang denganku
tapi kamu tak pernah mengatakannya
membuatku ragu pada keadaan ini
apa terjadi di dunia nyata, atau hanya terjadi dalam kepalaku?
apa aku berimajinasi lagi?
apa harapanku terlalu besar, terlalu muluk?
apa aku harus menerima mu bila tiba-tiba kata "kita" bukan sebuah takdir?
kita hanya berada di awang awang
berjalan diantara kabut, bersama
berjalan beriringan, bersama
mungkin karena arah tujuan kita sama
mungkin juga karena aku tak bisa memilih jalan yang lain yang bercabang menjauh
aku tak pernah tau kapan jalan akan bercabang
aku tak pernah memikirkan bagaimana bila aku menemui jalan itu,
apa aku mengikutimu dari belakang?
apa kamu akhirnya akan mengajakku berjalan di jalan yang sama
untuk waktu yang sangat lama.
atau aku berani memilih cabang jalan yang menjauhkan kita?
kau yang mengajariku keberanian
apa yang akan terjadi bila kita dipertemukan nanti?
setelah aku memilih jalan yang menjauh itu?
setelah kamu memilih jalan yang tak lagi beriringan denganku?
dan kita tak melihat satu sama lain.
apa hati kita akan tetap terjaga?
atau akan melupa satu sama lain?
bagaimana jika "sekarang" berakhir?
kita tak pernah bisa menebak apa yang terjadi nanti.
bisa jadi kita nanti berpisah, bisa saja kita dipisahkan selamanya atau di pertemukan lagi selamanya.
ketakutan selalu ada, keyakinanpun juga selalu ada.
harapanku selalu ada, bersamamu
ketakutan juga selalu ada, dalam hampamu
kita dekat sekarang,
mungkin juga nanti akan dipisahkan oleh ketidak pedulian.
sejauh-jauhnya perpisahan.
aku jadi takut sekarang, dengan hampamu.
lalu aku menjadi sendiri lagi.
kamu sudah tau kan,
bahwa aku ingin lebih lama bersamamu dari pada orang lain pada umumnya?
tapi aku tak tau apa kamu juga menginginkan hal yang sama
meski aku selalu berpikir kamu juga seperti itu saat sedang berbincang denganku
tapi kamu tak pernah mengatakannya
membuatku ragu pada keadaan ini
apa terjadi di dunia nyata, atau hanya terjadi dalam kepalaku?
apa aku berimajinasi lagi?
apa harapanku terlalu besar, terlalu muluk?
apa aku harus menerima mu bila tiba-tiba kata "kita" bukan sebuah takdir?
kita hanya berada di awang awang
berjalan diantara kabut, bersama
berjalan beriringan, bersama
mungkin karena arah tujuan kita sama
mungkin juga karena aku tak bisa memilih jalan yang lain yang bercabang menjauh
aku tak pernah tau kapan jalan akan bercabang
aku tak pernah memikirkan bagaimana bila aku menemui jalan itu,
apa aku mengikutimu dari belakang?
apa kamu akhirnya akan mengajakku berjalan di jalan yang sama
untuk waktu yang sangat lama.
atau aku berani memilih cabang jalan yang menjauhkan kita?
kau yang mengajariku keberanian
apa yang akan terjadi bila kita dipertemukan nanti?
setelah aku memilih jalan yang menjauh itu?
setelah kamu memilih jalan yang tak lagi beriringan denganku?
dan kita tak melihat satu sama lain.
apa hati kita akan tetap terjaga?
atau akan melupa satu sama lain?
bagaimana jika "sekarang" berakhir?
sekian
Komentar
Posting Komentar