17. Perantauan #2



Dengan jauhnya aku dari rumah, aku jadi tau apa sebernarnya rindu itu, aku tau apa artinya sendiri itu, dan aku tau apa arti peluh dan usaha yang sebenarnya. Tidak ada tempat bergantung  selain Sang Pencipta Langit, tidak ada tempat mengadu selain Dia. 

Aku jadi tau apa artinya pulang..

Aku tau arti keluarga yang sesungguhnya, orang yang selalu ada untuk ku yang mendoakan ku tanpa aku tau, yang selalu merindukan menantikan dan memikirkanku walaupun aku terlalu sibuk memikirkan bagaimana aku harus mengejar ini itu di tanah orang lain. Berusaha mengingat hal-hal sekecil apapun yang bias kuingat tentang rumah, sudut-sudut yang tak terlihat sekalipun. Waktu-waktu yang terlupakan, harapan-harapan usang, mimpi-mimpi kosong, ucapan-ucapan sederhana.

Biasa, bagi orang lain. Tidak untukku.

Aku selalu mempimpikan keluarga seperti keluarga orang lain, sampai sekarang. Hatiku terlalu sempit, mungkin. Tapi, setiap kali pulang kerumah semua pikiran itu hilang dan sedikit demi sedikit, aku menemukan alasan mengapa aku menjadi seperti itu. Aku hanya ingin mengumpulkan apapun yang bisa aku kenang tentang rumah, keluarga dan ingatan-ingatan masa kecil yang selalu aku rindukan. Kehangatan masa lalu yang ingin aku peluk, orang-orang masa lalu yang telah pergi dari rumah mereka.

Aku jadi tau bagaimana aku bisa menjadi seperti ini.

Hal-hal seperti; berkumpul kembali, kebiasaan yang selalu dilakukan dimasa lalu, dan masa lalu itu sendiri tak akan pernah bias berulang. Jam terus berputar, bukan berarti aku bisa kembali ke awal mula, jam bundar itu menipu, dia berputar tapi tak pernah kembali ke awal mula, tak pernah kembali ke masa lalu. Ada hal-hal yang ingin aku pertahankan, tapi waktu dengan bijaknya berkata tidak.

Terlalu kekanakan bila aku pikir aku akan bahagia bila sesuatu akan terus sama seiring berjalannya hari.

Aku akan bertambah tua, orang tuaku akan bertambah tua, orang-orang yang aku sayangi akan pergi satu persatu, harapan akan menemukan jawaban. Seseorang akan datang, seseorang dari masa depan. Walaupun aku tidak yakin akankah bisa bertemu disini atau tidak. Mimpi-mimpi itu akan menjumpai takdirnya, ditemukan atau ditinggalkan.

Aku akan membangun rumahku sendiri.
Aku akan mengumpulkan kenanganku sendiri.

Dan mungkin bila Yang Menciptakan ku menghendaki, aku akan mengenang semuanya bersama seseorang di beranda rumah, duduk bersama dan melihat langit senja.

sekian



Komentar