Obsesi
Satu saat yang lalu aku mengunjungi masa lalu seseorang,
melihat bahwa sesuatu bisa saja berubah begitu cepat. Sesuatu bisa saja pergi
begitu saja, tidak, sesuatu tak bisa pergi begitu saja. Mungkin secara apa yang
aku lihat sesuatu itu pergi, seseorang pergi. Tapi tidak dengan kenangan, bukan
berarti selama kenangan itu ada perasaan pada kenangan itu tetap sama, mungkin
saja aku atau kamu menginginkan perasaan yang sama pada kenangan itu. Tapi itu
tak pernah bisa terjadi, walaupun kenangan itu bisa saja terjadi lagi saat ini,
pada tempat yang sama dengan orang yang sama.
Tapi waktu tak pernah sama, detiknya selalu memunculkan hal yang
berbeda.
Kita, sedikit demi sedikit akan berubah. Mau tidak mau,
menjadi yakin atau menjadi abu abu dan lalu hilang. Aku tidak pernah tau apa
yang akan terjadi selanjutnya, begitu juga kamu, kalian. Hanya saja aku tidak
ingin mengubah diriku menjadi orang yang terobsesi.
Karena aku semakin lama aku hidup, aku menjadi semakin takut dengan
adanya obsesi.
Pengekangan, keharusan, paksaan, pengabaian, penjara hidup,
bukankah hal-hal itu adalah hal yang mengerikan? Terutama bila aku dan kamu,
kalian berikan kepada orang yang kita sayangi?. Bukankah itu menjadi sumber
dari segala rasa sakit? Bukankah itu penghilang kerelaan dan keikhlasan pada
diri seseorang?.
Aku tidak mau menjadi orang yang seperti itu, karena semua orang berhak
untuk berubah menjadi apa yang mereka mau.
Aku, saat ini hanya belajar untuk menerima semuanya.
Membiarkan apa yang orang lain inginkan menjadi nyata, membiarkan mereka senang
dengan cara mereka sendiri. Karena aku juga ingin seperti itu.
Karena dengan menjadikan seseorang sebagai sumber
kebahagiaan kita, hanya akan menjadikannya terpenjara. Lalu tanpa kita sadari
sumber kebahagiaan terbesar itu juga akan menjelma sebagai sumber luka yang
amat besar juga.
Karena aku, kamu, kalian tak pernah tau bagaimana seseorang akan
berubah.
sekian
Komentar
Posting Komentar