24. Tapi Aku Sedang di Rumah



Aku ingin menangis, tapi aku sedang dirumah.

                Setelah kubaca semua postingan yang aku buat ternyata blog ini benar-benar cengeng haha :’
Aku tidak tau, mungkin hanya di blog ini aku menjadi bebas bersedih walaupun mungkin kamu yang mau membaca jadi sebel kenapa aku terus-terusan mengeluh ini itu (siapa juga yang baca yakan?) hehe.  Tapi setidaknya aku bisa menuliskan perasaan yang tak bisa aku ucapkan. Menulis menurutku sangat menyenangkan melegakan aku diam tapi aku bisa bersuara lewat kata-kataku. Kalimatku akan terdengar tidak lewat telinga, tapi lewat batin, dan menurutku itu adalah salah satu penciptaan yang indah dari Allah. Kita bisa mendengar apa yang orang lain tidak dengar, kita bisa merasakan apa yang orang lain tidak rasakan, kita bisa melihat apa yang orang lain tidak lihat. 

Dengan menulis aku selalu memiliki teman bicara.

Dengan menulis kita bisa kekal, begitu kata orang-orang. Mungkin ya, mungkin tidak. Seseorang akan lupa, apalagi jika kita bukan siapa-siapa, apalagi jika kita bukan siapa-siapa.
Dengan menulis aku bisa berkata-kata apa yang tidak bisa aku ucapkan, apa yang tidak mau aku ucapkan. 

Hidup itu sederhana, yang hebat-hebat adalah tafsirnya.

Kata-kata itu menyadarkanku suatu hal, bahwa selama ini aku tersesat tapi aku tidak menyadarinya. Aku keliru menafsirkan apa yang harus aku lakukan dengan apa yang ingin aku lakukan. Aku keliru menafsirkan apa yang aku butuhkan dalam hidupku dengan apa yang aku inginkan dalam hidupku.

Keinginan hanya akan menimbulkan angan-angan. Angan-angan akan membuatmu jatuh, Lin.

Angan-angan akan membuatku kekanakan. Melihat kenyataan, banyak yang bisa disyukuri, banyak hal-hal sederhana yang bisa membuatmu bahagia. Lihat orang tuamu, lihat nenekmu lihat orang-orang disekelilingmu, mereka bisa bahagia hanya dengan hal-hal sederhana. Aku tidak membuat alasan untuk tetap pada zona nyaman. Tapi apa salahnya untuk tidak menginginkan hal yang tidak bisa di raih dan mulai menerima apa yang ada?
Selama aku tidak berusaha untuk menginginkannya terwujud kenapa harus bersedih, aku bahkan masih makan dengan jerih payah orang tua, bahkan pakaian yang aku pakai masih meminta dibelikan. 

Terimalah apa  yang memang pantas kamu terima, Lin

Jangan berharap pada apa yang tidak kamu usahakan.



sekian

Komentar