35. Nyala

Selalu ada tempat untuk pulang, kalian.
Selalu ada celah untuk beristirahat ditengah peperangan batin.
Ditengah keambiguan antara benar atau salah.

Dengan lugu dan sederhana, menyalakan yang sedang redup.
Tanpa tau ada yang salah dengan kehidupan masing-masing dari kita.

Akan perlu dicatat untuk menyalakan yang redup dilain waktu, untuk berjaga-jaga bila keambiguan datang lagi di lain hari.

Bahwa omong kosong itu tidak baik
Bahwa pemujaan yang berlebihan itu tidak baik
Bahwa iri hanya akan memakan seluruh jiwa dan logikamu
Bahwa janji yang tak dipegang teguh tidak pantas mendapat pembenaran apapun
Bahwa keikhlasan benar-benar hal yang menyejukkan batin yang keruh
Bahwa bila pembelaanmu pada apa yang benar tidak akan sia-sia
Bahwa penentangan yang didapat hanya akan jelas bila kamu diam beberapa saat
memikirkannya dengan tenang dan lupakan semua luka yang sudah tergoreskan.
Bahwa yang dibutuhkan sekarang hanya kesederhanaan dan pengabaian terhadap nafsu untuk menang
Bahwa kesombongan yang kamu lihat hanyalah cerminan dari hatimu yang keruh, lin
Hanya akan menenggelamkanmu dalam lautan yang luas, dan tak menemukan apapun untuk berpegangan.


Bahwa untuk saat ini yang perlu kamu lakukan hanya diam dan mengabaikan semuanya, sebelum niat baikmu untuk menyelesaikan semuanya hanya akan memecah belah apa yang sudah rumit.
Bahwa apa yang harus kamu lakukan saat ini hanya menerima luka yang sepatutnya kamu terima, biarkan mereka berbicara.
Berpegang dirilah pada dirimu sendiri, jadilah teman baik bagi dirimu. Jangan ikut menyalahkan diri sendiri, temani dirimu karena hanya dirimu yang mampu menjagamu saat orang lain sibuk memberikan pembenaran-pembenaran yang tidak masuk diakalmu.

Diamlah, dan dengarkan mereka berbicara.

Komentar