62. Motivasi

Ada banyak alasan seseorang kehilangan motivasinya, terakhir kali aku mendengar cerita dari seorang yang kehilangan motivasi hidup karena hidupnya sedang berantakan. Ada lagi seorang yang mengalami masa-masa sulit, beban yang ditanggungnya sangat berat.

Masuk akal, ya?

Tapi mereka masih bisa menjalani hidupnya sebagaimana mestinya, tetap senang bercanda. Kehilangan motivasi untuk melanjutkan apa yang sedang dikerjakan karena hal-hal berat yang mereka alami sangat masuk akal.

Pertanyaan ini muncul di kepalaku selama bertahun-tahun, entah apa yang membuat ini menjadi suatu kebiasaan. Seingatku semenjak duduk dibangku SMA aku mengalaminya, dan memang sengaja membuatnya seperti itu. Ada malam-malam yang aku khususkan untuk menangis, mengunci kamar dan menangis dibawah selimut.

Alasannya? bermacam-macam, bahkan pernah suatu waktu aku tidak mempunyai alasan untuk menangis. Sehingga aku menangis begitu saja, hanya karena aku ingin. Tanpa alasan. Beranjak dewasa, memasuki bangku kuliah, aku menemui begitu banyak cerita yang tak pernah aku bayangkan sebelumnya terjadi didunia nyata.

Jadi, begini ya kehidupan.

Aku melewati beberapa fase pengertian mengenai bagaimana cara berpikir orang-orang disekitarku, dan bagaimana mereka berubah. Pola reaksi mereka pada suatu keadaan, aku diam-diam mencatatnya dalam hati. Apakah ini aneh? aku rasa setiap orang akan mengingatnya untuk berhenti mengharapkan respon yang berlebihan dari orang lain.

Untuk menghindari kekecewaan. Semoga bukan aku saja.

Hingga pada suatu saat aku menemui seorang yang sulit sekali dibaca, ia bisa melakukan apapun tanpa prinsip atau pola tertentu. Tapi aku tidak akan melanjutkan bagaimana kelanjutannya, ini hal yang berbeda. Banyak sifat-sifat manusia dan kombinasinya yang belum aku temui, mengingat aku tidak mampu mempunyai teman yang banyak.

Pemahaman ini, sayangnya tidak aku lakukan pada diriku sendiri. Aku tidak bisa melihat apa yang akan aku lakukan dikemudian hari, tidak seperti yang aku lakukan pada kebanyakan orang. Hingga akhirnya aku tidak memahami jalan pikiranku sendiri.Bukan karena aku ingin menjadi orang lain, hanya saja dari sudut pandangku, aku tidak menemukan diriku sendiri pada kisah siapapun.

Kemudian aku berpikir, mungkin ini yang membuatku sering kehilangan harapan pada diriku sendiri. Dari apa yang aku lihat, aku memiliki kehidupan yang tidak begitu berat, setidaknya tidak seberat apa yang dilalui oleh orang-orang disekitarku. Aku merasa beruntung dan bersyukur akan hal itu, aku rasa itu yang menjagaku selama ini.

Sayangnya, sekali lagi. Hal itu menjagaku dengan cara yang salah, merasa tidak pantas untuk bersedih adalah hal yang salah. Menurutku, karena entah sejak kapan setiap kali aku sedang kehilangan harapan, ada sesuatu dalam diriku yang merundungi diriku yang lain.

dan anehnya hal itu membuatku nyaman untuk sendirian dalam beberapa waktu menutup diri dari dunia. Mungkin saja karena ini aku kehilangan apa yang mungkin orang lain punya, dan semoga sedang mengada-ada.

tapi aku merasakannya, setiap kali menulis, menggambar, ada sesuatu yang hilang

dan itu mungkin diriku sendiri.

Komentar