72. Catatan Akhir Tahun

18 Desember 2018

Kita akan memasuki tahun yang baru, sebenarnya belum pernah sesemangat ini untuk menulis catatan akhir tahun. Tahun ini adalah tahun dimana kau menemui banyak jawaban dari pertanyaan-pertanyaan yang selalu saja muncul dikepala danterpikir hingga tengah malam. Tahun yang tidak sepenuhnya indah (karena memang tidak ada tahun yang sepenuhnya indah), masih ada malam-malam panjang dengan pemikiran tidak penting yang selalu datang dan pergi. Orang-orang sekitar dan perubahan-perubahan yang mereka alami, serta diriku sendiri dan pemikiran yang sudah mulai terlihat walaupun arahnya masih acak.

Aku rasa kita akan menemukan jawaban saat kita benar-benar ikhlas

Terserah ingin percaya atau tidak, toh mungkin dimasa depan aku mengalami perubahan tentang hal itu lagi, tapi setidaknya jawaban-jawaban itu datang dengan tidak terduga dan terduga juga sebenarnya. Hanya saja aku terkejut dengan dugaan yang selama ini aku pikirkan ternyata benar. Kini aku percaya bahwa setiap pertanyaan pasti ada jawabannya, setiap doa akan ada jawabannya. Ya dan tidak, entah apakah jawaban itu kita tunggu ataupun tidak. Pada akhirnya jawaban itu akan datang. 

Tahun ini aku memberanikan diri untuk mendefinisikan peran orang lain dalam hidupku. Walaupun aku selalu ragu-ragu, karena siapa yang tau masa depan selain Tuhan? seyakin apapun kita pada takdir yang kita impikan, pada akhirnya semua ada pada tangan-Nya. Yakan?

Sepertinya semakin menjauh dari tahun-tahun lalu aku juga mulai bisa menjaga jarak dengan orang lain saat marah, merasa lebih stabil dan mencoba dengan sungguh-sungguh untuk mengerti diri sendiri. Merasa tau apa yang harus dirasakan dan tidak dirasakan, mengurangi harapan pada orang lain agar tidak sepenuhnya membebani hidup mereka lalu terluka sendiri lagi. Ya setidaknya aku banyak melakukannya untuk mulai menerima diriku lagi.

Berusaha untuk tidak peduli dengan apa yang tidak berhubungan dengan ku dan masa depanku, berusaha melepaskan apa yang harus aku lepaskan, berusaha untuk berani dan bisa sendirian. Dalam kepalaku, masa depan masih buram dan jauh dari nyata. Dan setelah dipikirkan lagi, masa depanku dan fase baru itu akan aku hadapi ditahun depan. 

Jika sebelumnya aku ingin segera melepas 2017, kini aku tidak siap menghadapi 2019. Sungguh resah dengan apa yang akan terjadi nanti.

Semoga ditahun depan ketidak pedulianku pada hal-hal yang membuatku terpuruk menjadi lebih besar, aku ingin melangkah dengan ringan dan tanpa beban. Semoga harapanku, dan harapan kalian yang sedang membaca ini menjadi harapan yang baik untuk terwujud.

Komentar