96. Cermin

Hari pertama Ramadhan tahun ini dibuka dengan tema bercermin. Ngomong-ngomong, ini postingan pertama tahun ini setelah berbulan-bulan aku "baik-baik saja" (diberi tanda petik karena memang sebenarnya ada banyak sekali hal yang terjadi selama beberapa waktu kemarin, tapi hanya sedang tidak ingin menemui diri sendiri dengan menulis). Mmm hari pertama diawali dengan pemikiran bahwa di bulan puasa setan akan diikat, jadi tidak ada setan di antara kita, yang mana jika aku melakukan suatu dosa maka itu adalah karena diriku sendiri. Jadi mungkin bulan puasa dan ramadhan ini sangat cocok untuk dijadikan bulan bercermin. Melihat dengan utuh dengan cermin yang utuh pula, tanpa celah, tanpa uap pembelaan yang menghalangi.

Ada beberapa hal yang aku lakukan, yang semestinya tidak aku lakukan. Dan harusnya aku melakukan itu, karena semua orang melakukan itu. Hanya karena aku malu. Tapi ternyata aku lebih memilih malu untuk berbeda.. dan salah. Lebih malu untuk berbohong demi menjalankannya dengan cara ku sendiri yang menurutku benar. Hingga aku terbebani dengan pikiran itu, dan memutuskan untuk segera menemui diriku sendiri di sini. 

Aku hanya ingin jujur pada diri sendiri, seperti apa yang selalu aku katakan pada orang-orang. Seperti apa yang selalu aku yakinkan pada diriku sendiri. Tapi yang aku lakukan hanya pembenaran, dan tidak benar-benar melihat dengan jelas. Apa yang baik, dan yang harusnya aku lakukan. Melakukan apapun yang aku mau, mudah marah dan menyakiti orang lain, apatis. Apatis bahkan pada diri sendiri. 

Sekarang aku sedang berusaha menemukan diriku dan sadar dengan apa yang seharusnya aku lakukan. Apa yang benar-benar aku inginkan. Lalu menerima apa yang sudah terjadi, memperbaiki yang harus diperbaiki dan tidak berbangga diri pada kesalahan yang terlihat.

Bulan ini harusnya menyadarkan bahwa pada akhirnya masing-masing dari kita punya pilihan untuk menjadi jahat dan menjadi baik. Menjadi munafik maupun menjadi diri sendiri. Jujur pada diri sendiri melihat kedalam hati yang terdalam. Tidak lagi mencari pembenaran pada apa yang salah, mengakui dan memperbaiki.. harusnya. Pun di luar bulan yang suci ini, dengan berbagai godaan dan bisikan dari setan, pada akhirnya kitalah yang memutuskan untuk mengikuti itu atau tidak.

Ada alasan mengapa bulan ini punya sebutan menjadi bulan yang suci. Ada alasan mengapa bulan ini menjadi istimewa diantara bulan-bulan yang lain. Dan mungkin bagiku, bulan suci tahun ini menjadi titik awal untuk bercermin, memahami diri sendiri. Dan mencari cara bagaimana bisa sadar akan hidup dan menjadi lebih bermakna untuk orang lain.


Komentar